Padalazimnya, sastera rakyat merujuk kepada kesusasteraan rakyat daripada masa lampau, yang telah menjadi warisan kepada sesuatu masyarakat. Tarian Nusantara Jenis Ciri Daerah Dan Gambar Salah satu keunikan dari tarian ini adalah para pemainnya yang bisa mengalami trance (kesurupan) dan melakukan tindakan berbahaya seperti memakan 2Salah satu bentuk latihan meningkatkan kekuatan otot tungkai adalah . 2.1 Kelincahan dapat ditingkatkan dengan melakukan latihan fisik secara rutin. 2.2 Kelincahan sangat penting fungsinya untuk meningkatkan prestasi maksimal dalam. 3 Salah satu bentuk latihan meningkatkan kekuatan otot tungkai adalah . 3.1 Lakukan dua lompatan ke depan Liputan6com, Jakarta Pengertian tari perlu dipahami setiap masyarakat Indonesia. Pasalnya, tari adalah salah satu seni dan budaya Indonesia yang wajib dilestarikan. Apalagi, hampir tiap daerah di Indonesia memiliki budayanya masing-masing. Keberagaman seni dan budaya ini sudah sepatutnya dipertahankan. Hampir tiap daerah memiliki tarian yang mencerminkan budayanya masing-masing. Prosestransformasi konflik dapat dilihat dari beberapa bentuk intervensi konflik. lntervensi konflik adalah masuk ke dalam sistem hubungan yang sedang berlangsung dan melakukan kontak dengan beberapa pihak yang berkonflik untuk membantu mereka menyelesaikan konflik. Bentuk dan tingkatan intervensi konflik tersebut antara lain: 1. Jenistari ini merupakan salah satu bentuk warisan dari generasi terdahulu. Oleh karena itu, terdapat prinsip-prinsip, nilai, dan aturan yang sesuai dengan kebudayaan setempat. Tari kreasi baru merupakan sebuah karya yang tidak memiliki keterikatan dengan aturan-aturan layaknya pada tari tradisional. klasik kerakyatan. tradisi. Jawaban: A. modern. Menurut Variansi.com, break dance merupakan salah satu bentuk jenis tarian modern. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Jenis tari yang tidak mengindahkan aturan atau pola yangtelah ada disebut? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap. . Dikutip dari menyatakan bahwa Transformasi adalah suatu perubahan rupa baik itu bentuk, sifat fungsi dan lainnya juga perubahan pada struktur gramatikal dengan cara menambah, mengurangi atau menata ulang suatu Tari adalah gerak tubuh secara ritmis sebagai bentuk ungkapan dari ekspresi jiwa si pencipta gerak sehingga menghasilkan unsur keindahan dan makna yang bisa ditarik kesimpulan yang singkat bahwa transformasi tari adalah suatu perubahan bentuk tari baik secara fungsi tari, struktur tari, sifat tari musik tari, busana tari dan unsur pendukung tari lainnya kedalam bentuk Tari oleh pixabayBerbagai Bentuk Transformasi Tarian Indonesia terdapat beragam jenis tari tradisional yang kita kenal mengingat karena indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang tentunya memiliki beragam jenis tarian yang berasal daerah atau pulau yang tari ini tidak lepas pula dari budaya dan kultur masyarakat kepulauan yang menghuninya. Tarian tradisional jawa seperti jaipongan misalnya tentu tidak akan sama dengan tarian jenis lainnya yang berasal dari pulau yang berbeda dikarenakan budaya dan adat istiadat atau kebiasaan yang berbeda ini kami akan coba sajikan beberapa jenis tarian yang dapat ditransformasi berdasarkan wilayah kepulauan di seluruh Tari Pa'dupa Sulawesi pa'dupa merupakan tari sakral yang awal mulanya di lakukan hanya untuk menjemput para karaeng atau para petinggi daerah melalui perkembangan zaman akhirnya bertransformasi menjadi tairan yang bersifat sekarang ini tarian ini sudah sering di gunakan secara umum sepeti menjemput pengantin baru, di pentaskan secara massal, atau diperlombakan dalam ajang pagelaran tari itu ada lagi tari sakral paroyong yang juga hanya diperuntukkan untuk keturunan karaeng dimasa lalu yang secara tidak langsung mulai bertransformasi menjadi tarian yang bersifat umum yan gkurang lebih hampir sama dengan tari pa' Tari Jaipongan Jawa jaipong merupakan bentuk transformasi atau pengembangan dari taru ketuk tilu yang telah ada sekitar tahun 1809 dimana ketika dibuatnya grote pas weg, terian ketuk ini telah dikenal oleh masyarakat luas terkhusus di jawa barat sebagai tari pergaulan dikalangan ketuk tilu ini merupakan tarian rakyat tradisional yang memiliki tata rias dan busana yang khas. Tarian ini berasal dari nama sebuah instrumen atau alat musik tradisional yang disebut dengan 'ketuk' sejumlah 3tilu buah .Seperti musik pengiring tarian lainnya, instrumen ketuk tilu dimainkan secara kontenporer atau gabungan dari berbagai jenis alat musik atau instruen musik tradisional yang menciptakan harmoni lagu yang khas pengiring tarian maupun Tari Deo Kayangan Kayangan pada mulanya merupakan sebuah ritual untuk prosesi pengobatan penyakit abstrak yang konon katanya disebabkan oleh kekuatan goib yang pimpin oleh seorang dukun melayu yang bernama Tuk dengan berjalannya waktu, kepada Tuk Damai para masyarakat kemudian memintanya agar ritual tersebut dijadikan sarana hiburan dengan menggunakan imitasi Deo Kayangan yang dijuluki dengan oleh Wan Harun Ismail Deo Kayangan kemudian di transformasi menjadi tari Mambang Deo-Deo Kayangan yang kemudian ditampilkan pada acara parade tari di kota Tari Bedana Tradisi Bedana yang berasal dari Lampung ini awal mulanya merupakan tari tradisi yang dibawa oleh orang Arab sekitar tahun 1930 yang kemudian diajarkan kepada 3 oran ganak yaitu Ma'ruf, Amang, dan Abdullah yang kemudian mereka menyebar luaskan tarian ini diseluruh daerah bedana kemudian akhirnya berakar sebagai tari tradisional yang mencerminkan sebuah pandangan hidup serta alam lingkungan yang ramah dan seiring dengan berkembangnya zaman serta pemahaman masyarakat akan tarian Bedana ini sehingga pada saat ini diasumsikan bahwa tari Bedana telah mengalami transformasi didalam Bedana akhirnya bertransformasi menjadi Tari Bedana Kreasi yang dibuktikan dengan adanya perubahan Formasi penari yang bersifat kelompok dan juga tari Bedana ini sudah bisa di tarikan pada acara - acara adat ataupun acara hiburan lainnya termasuk acara kawinan dan khitanan yang kemudian tarian ini dikenal dengan Tari Kreasi Tari Srimpi Kota Madura terdapat sebuah pertunjukan tradisional yang disebut dengan Loddrok yang didalamnya terdapat sebuah Tari yang disebut dengan Tari Srimpi yang di perankan oleh 6 orang laki-laki yang menggunakan busana ini juga telah mengalami trasnformasi tari kedalam bentuk baru yang terjadi 2 kali yakni di tahun 2002 dan tahun tahun 2002 Tari Srimpi mengalami transformasi dari segi busana dan penambahan gerakan jogetan atau saweran yang diikuti dengan pada tahun 2005, Tari Srimpi di transformasi lagi pada busananya dan iringan musiknya dimana transformasi ini cukup banyak dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang membuat tari ini yang mulanya berbentuk tari klasik akhirnya perlahan menjadi tari bebrapa penjelasan singkat yang membahas tentang salah satu bentuk transformasi tarian tradisional dari berbagai daerah semoga bermanfaat dan terimakasih. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. [caption id="attachment_300758" align="aligncenter" width="521" caption="Tari Gambyong Massal doc Saya memang bukan penari, cuma pernah mengambil kelas tari selama 2 tahun dulu sewaktu di SMA. Itu saja karena ikutan teman-temannya yang hampir semuanya mengambil kelas seni tari. Padahal saya sama sekali tidak ada latar belakang atau darah seni, apalagi seni tari. Jadi mengambil kelas tari memang suatu keterpaksaan, karena tidak ada pilihan lain yang bisa. Bagi saya mending dapat banyak teman, walaupun tidak bisa menari, daripada saya tidak dapat apa-apa. Itulah awalnya saya mengambil kelas tari. Apa boleh buat, yang penting nilai kesenian saya bisa terpenuhi daripada kosong. Sebenarnya ada kelas seni yang saya sedikit berminat, yaitu seni musik. Tapi sayangnya yang dipelajari adalah teori musiknya yaitu not balok serta seluk beluknya. Sementara saya tidak tahu banyak dengan not balok. Akhirnya sudahlah saya belajar seni tari. Saya pikir kalau saya mau belajar mungkin bisa. Anehnya saya belajar seni tari selama 2 tahun, tidak ada satu tarian pun yang hafal. Jangankan menari sendiri, bersama-sama dengan temannya saja sering salah, karena saya tidak hafal urutan gerakannya. Bukan hanya itu, saya juga tidak bisa menyesuaikan antara gerakan tangan dengan irama kendangnya. Padahal teman-teman saya yang lain sampai hafal urutan gerakannya. Kapan harus mulai menggerakan kaki, tangan dan kepalanya. Semuanya harus selaras dengan lagu dan kendang yang ditabuhnya. Untuk menutup kekurangan yang saya miliki, saya berusaha untuk selalu hadir, baik di kelas maupun di tempat latihan. Paling tidak saya tahu diri, kalau saya memang harus menunjukkan minat untuk belajar. Hanya mungkin karena saya telat belajar tari, yang membuat saya begitu sulit untuk mengingat perpaduan setiap gerakan dan kendangnya. Makanya, nilai berapa pun yang saya peroleh bagi saya sudah sangat berarti, karena memang begitulah kemampuan maksimum saya untuk mengingatnya. Pengalaman yang menarik justru saat diadakan tarian massal untuk menyambut kedatangan tamu. Semua murid yang mengambil kelas tari diwajibkan ikut ambil bagian. Latihan kemudian digalakkan menjelang puncak acara tarian massal ini. Namun bagi saya sama saja, mau ada pertunjukkan atau tidak, karena saya memang tidak bisa menghafalkan gerakan tarian dari awal sampai akhir. Perubahan yang ada pada saya, hanyalah bertambah rajin saja saya keluar untuk latihan. Jadi saya mungkin termasuk yang beruntung, walaupun tidak bisa menari saya diikutkan dalam tarian massal itu. Apalagi tarian ini diadakan di alun-alun Kebumen dan banyak peserta yang ikut. Jadi pengaruh saya memang tidak kentara sekali disana. Ternyata menjadi orang yang tidak berpengaruh pun masih dibolehkan ikut. Walaupun sebenarnya malu juga karena tidak punya peran. Tapi tak apalah karena saya menganggap masih sekedar latihan. Apa itu Tari Gambyong? Tari Gambyong adalah tarian yang kini sudah biasa dipakai sebagai tarian massal. Tarian ini merupakan salah satu bentuk tari tradisional Jawa. Konon tari gambyong ini merupakan hasil perpaduan antara tari rakyat dengan tari keraton, yang dipersembahkan untuk penyambutan tamu atau mengawali suatu resepsi perkawinan. Rerata penarinya masih muda dan berparas cantik. Sebagai salah satu seni pertunjukkan, tari gambyong memberikan sajian keindahan tersendiri bagi siapa saja yang menyaksikan, sehingga sangat cocok untuk dijadikan objek wisata seni budaya. Sebenarnya tarian ini merupakan sejenis tarian pergaulan di masyarakat. Hal ini ditunjukkan dari ciri khasnya adalah tarian ini dibuka dengan gendhingpangkur. Makanya tarian akan terlihat indah dan elok apabila si penari mampu menyelaraskan gerak dengan irama kendang. Sebab, kendang itu biasa disebut otot tarian dan pemandu gendhing. Konon tari gambyong tercipta berdasarkan nama seorang waranggana – wanita terpilih, wanita penghibur atau seorang penari jalanan tledhek yang bernama si Gambyong yang hidup pada zaman Sinuhun Paku Buwono IV di Surakarta 1788-1820. Sosok penari ini dikenal sebagai seorang yang cantik jelita yang pandai membawakan tarian yang sangat indah dan lincah. Nama lengkap waranggana tersebut adalah Mas Ajeng Gambyong. Tak heran, akhirnya dia terkenal di seantero Surakarta dan terciptalah nama Tari Gambyong. 1 2 3 Lihat Sosbud Selengkapnya ABSTRAK Tujuan penulisan hasil pengabdian kepada masyarakat dengan kegiatan pelatihan seni tari pada anak-anak Pasraman merupakan bentuk implementasi keilmuan dalam proses transformasi kebudayaan dan nilai-nilai keagamaan Hindu. Istilah Kebudayaan berasal dari kata dalam bahasa sansekerta buddhayah yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Salah satu kebudayaan yang sampai saat ini masih menjadi daya tarik wisatawan asing maupun negeri adalah seni gerak atau seni tari. Seni tari merupakan salah satu kesenian yang dapat meningkatkan kreatifitas siswa. Hal inilah yang menjadi acuan dalam pelaksanaan pelatihan seni tari bagi siswa Pasraman, sehingga para siswa mudah memahami dan mempraktekkan setiap gerakan tarian tersebut. Dalam proses pembelajaran di Pasraman, anak-anak sudah dibekali pengetahuan terkait seni tari, namun dalam pelatihan ini adalah memantapkan kembali pengetahuan anak-anak dalam sisi praktik kesenian. Teknis pelaksanaan kegiatan pelatihan seni tari ini dilakukan melalui model pelatihan dan pembimbingan secara langsung dengan menekankan kepada proses perancangan proses pelatihan sampai dengan evaluasi kegiatan pelatihan. Melalui tulisan ini sebagai bentuk pengimplementasian ilmu-ilmu yang diperoleh dalam pembelajaran dalam bentuk pengabdian sepenuhnya berlandaskan pada dharma dan yadnya, serta dapat memberikan gambaran terkait pelaksanaan kegiatan pelatihan dan dapat dilakukan kembali serta dapat menjadi kajian penelitian dimasa mendatang. ABSTRACT Writing the results of community service with dance art training activities in Pasraman children is a form of scientific implementation in the process of cultural transformation and religious values of Hinduism. Culture comes from Sanskrit buddhayah, which is the plural form of Buddhist meaning mind or reason. One of the cultures that are still an attraction for foreign and foreign tourists is the art of motion or dance. Dance is one of the skills that can increase students' creativity. This is the reference in implementing dance training for Pasraman students to understand and practice each dance movement quickly. In the learning process in Pasraman, children are equipped with knowledge related to dance, but this training is to reenter the understanding of children in art practice. Technical implementation of dance art training activities is carried out through a model of training and mentoring directly by emphasizing designing the training process up to the evaluation of training activities. As a form of implementation of the sciences obtained in learning in the form of devotion, this paper is entirely based on dharma and yadnya and can provide an overview related to the performance of training activities and can be done again and can be a research study in the future. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Volume 4, Nomor 2., April 2021. p-ISSN 2614-5251 e-ISSN 2614-526X SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 280 PELATIHAN SENI TARI PADA SISWA PASRAMAN SEBAGAI BENTUK TRANSFORMASI KEBUDAYAAN Ni Wayan Ria Lestari1, I Wayan Agus Gunada1 1Program Studi Pendidikan Agama Hindu, STAHN Gde Pudja Mataran, Mataram, NTB, Indonesia Corresponding author I Wayan Agus Gunada E-mail gunadastahngpmataram Diterima 31 Maret 2021, Disetujui 05 April 2021 ABSTRAK Tujuan penulisan hasil pengabdian kepada masyarakat dengan kegiatan pelatihan seni tari pada anak-anak Pasraman merupakan bentuk implementasi keilmuan dalam proses transformasi kebudayaan dan nilai-nilai keagamaan Hindu. Istilah Kebudayaan berasal dari kata dalam bahasa sansekerta buddhayah yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Salah satu kebudayaan yang sampai saat ini masih menjadi daya tarik wisatawan asing maupun negeri adalah seni gerak atau seni tari. Seni tari merupakan salah satu kesenian yang dapat meningkatkan kreatifitas siswa. Hal inilah yang menjadi acuan dalam pelaksanaan pelatihan seni tari bagi siswa Pasraman, sehingga para siswa mudah memahami dan mempraktekkan setiap gerakan tarian tersebut. Dalam proses pembelajaran di Pasraman, anak-anak sudah dibekali pengetahuan terkait seni tari, namun dalam pelatihan ini adalah memantapkan kembali pengetahuan anak-anak dalam sisi praktik kesenian. Teknis pelaksanaan kegiatan pelatihan seni tari ini dilakukan melalui model pelatihan dan pembimbingan secara langsung dengan menekankan kepada proses perancangan proses pelatihan sampai dengan evaluasi kegiatan pelatihan. Melalui tulisan ini sebagai bentuk pengimplementasian ilmu-ilmu yang diperoleh dalam pembelajaran dalam bentuk pengabdian sepenuhnya berlandaskan pada dharma dan yadnya, serta dapat memberikan gambaran terkait pelaksanaan kegiatan pelatihan dan dapat dilakukan kembali serta dapat menjadi kajian penelitian dimasa mendatang. Kata kunci pelatihan; seni; tari; kebudayaan. ABSTRACT Writing the results of community service with dance art training activities in Pasraman children is a form of scientific implementation in the process of cultural transformation and religious values of Hinduism. Culture comes from Sanskrit buddhayah, which is the plural form of Buddhist meaning mind or reason. One of the cultures that are still an attraction for foreign and foreign tourists is the art of motion or dance. Dance is one of the skills that can increase students' creativity. This is the reference in implementing dance training for Pasraman students to understand and practice each dance movement quickly. In the learning process in Pasraman, children are equipped with knowledge related to dance, but this training is to reenter the understanding of children in art practice. Technical implementation of dance art training activities is carried out through a model of training and mentoring directly by emphasizing designing the training process up to the evaluation of training activities. As a form of implementation of the sciences obtained in learning in the form of devotion, this paper is entirely based on dharma and yadnya and can provide an overview related to the performance of training activities and can be done again and can be a research study in the future. Keywords training; art; dance; culture PENDAHULUAN Istilah pengabdian kepada masyarakat merupakan unsur wajib yang dilakukan oleh sebuah perguruan tinggi dalam tata kelola pendidikannya. Sehingga kegiatan pengabdian kepada masyarakat cukup penting untuk dilakukan sebagai media aplikasi dan penyebaran keilmuan. Dalam prosesnya pula kegiatan pengabdian dapat dilakukan dengan jalan pelatihan, penyuluhan, bimbingan teknis yang inti dari prosesnya adalah bentuk diseminasi pengetahuan pada kehidupan praktis di masyarakat. Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam proses pengabdian kepada masyarakat oleh Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Gde Pudja Mataram yang dilaksanakan oleh Tim Pengabdian Prodi Pendidikan Agama Hindu adalah kegiatan pelatihan seni Tari. Pelatihan dan pembelajaran seni tari dalam proses Volume 4, Nomor 2., April 2021. p-ISSN 2614-5251 e-ISSN 2614-526X SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 281 perancangannya memiliki dua tujuan utama yaitu mengenalkan konsep-konsep tari Bali sebagai bentuk kebudayaan dan seni tari sebagai media pendidikan karakter Hindu. Apalagi dalam proses sejarahnya seni tari di Bali khususnya sangat dipengaruhi oleh pengaruh ajaran agama Hindu yang datang ke Bali Iryanti, 2000, sehingga hal ini tentu dapat diasumsikan bahwa didalamnya terkandung ajaran-ajaran suci Hindu sehingga melalui ajaran Hindu tersebut maka penguatan karakter dilakukan dalam proses pelatihannya. Manusia dan kebudayaan merupakan dua komponen yang berhubungan sangat erat yaitu manusia sebagai pelaku kebudayaan dan kebudayaan sebagai hasil olah cipta manusia yang akan berkembang dan berubah menjadi sebuah peradaban manusia di masa depan. Kesenian sebagai bagian dari kebudayaan tidak bisa dilepaskan dengan kehidupan masyarakat. Seni tari adalah salah satu bentuk karya seni dan kesenian bagian dari unsur dalam sistem kebudayaan Bali dan Nusantara yang berguna untuk meningkatkan kreativitas anak. Dimana pada pelaksanaannya dalam berlatih menari seorang anak bisa menuangkan emosi, ekpresi dan bebas berkreasi dengan mengkolaborasikan antara seni gerak dan seni musik. Sebagai budaya warisan leluhur, dalam agama Hindu kesenian tari bukan hanya menjadi seni pertunjukan atau hiburan semata, tetapi seni tari sering dihubungkan dengan pelaksanaan upacara keagamaan maupun sebagai penangkal bala. Sesuai dengan keputusan “Seminar Seni Sakral dan Seni Profan Bidang Tari, yang berlangsung di Denpasar tanggal 24-25 Maret 1971, dilihat dari segi fungsinya seni tari dapat diklasifikasikan dalam tari Wali religious dance, tari Bebali cereminial dance dan tari Balih-balihan Djayus, 1980 Tari Wali yang dimaksud dengan tari Wali ialah jenis seni tari sakral yang dilakukan di pura-pura dan di tempat-tempat yang ada hubungannya dengan upacara keagamaan dan sebagai pelaksana upacara yang hanya ditarikan pada hari-hari suci tertentu, Tari Bebali adalah seni tari yang difungsikan dan memiliki status sebagai pengiring dalam upacara serta upakara dalam setiap ritus pelaksanaan yadnya, Tari Balih-Balihan “Balih-balihan” adalah sebuah istilah yang dipergunakan untuk menyebutkan seni tari sekuler di Bali atau lebih kepada istilah profan Suardana, Putra, & Atmadja, 2018. Seiring dengan perkembangan zaman, seni tari khususnya tari bali juga banyak mengalami dinamika atau perubahan namun perubahan dan perkembangan yang terjadi tetap menyesuaikan dengan unsur-unsur serta pakem-pakemnya dan penggunaan properti tradisional sehingga dalam proses pelatihannya mudah untuk diajarkan dan dipraktikkan oleh anak-anak dan masyarakat luas. Pendidikan Pasraman sebagai salah satu jenis pendidikan keagamaan Hindu tentu menjadi media transfer dan transformasi dalam mengkorelasikan antara pengetahuan akademis dengan pengetahuan keagamaan bagi anak-anak Hindu. Jika dilihat kembali bahwa sistem pendidikan Hindu adalah sistem Pasraman atau aguron-guron yang menekankan kepada penguatan tujuan lahiriah dan batiniah yaitu penguatan nilai-nilai spiritualisme Paramartha & Yasa, 2017. Sehingga tentu dalam prosesnya maka karakter keHinduan menjadi fokus utama dalam pendidikan di Pasraman, dimana dalam ajaran agama Hindu nilai-nilai susila sebagai pedoman internalisasi karakter dapat dijumpai dalam teks-teks suci Hindu Gunada, 2020. Sehingga dalam prosesnya maka kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan pada Pasraman Amerta Sanjiwani di Desa Rincung, Kabupaten Lombok Barat. Pemilihan Pasraman sebagai lokasi pengabdian kepada masyarakat mengingat bahwa tujuan pelaksanaan pengabdian adalah internalisasi nilai-nilai ajaran agama Hindu dalam proses pendidikan yang tentu sangat sesuai dengan visi serta misi proses pendidikan keagamaan Hindu pada lembaga pendidikan Pasraman. Secara pragmatis kemudian bahwa kegiatan pengabdian dengan mengambil kegiatan pelatihan seni tari diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu untuk memberikan suasana baru kepada anak-anak Pasraman disaat bosan dalam proses pendidikan daring di masa pandemi covid-19, selain itu pula bahwa tari bali sebagai bagian dari kebudayaan Bali yang sangat kaya akan nilai-nilai ajaran agama Hindu akan dapat menjadi media penguatan pendidikan karakter bagi anak-anak. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini juga sebagai bentuk diseminasi keilmuan lembaga dalam tujuannya untuk menjadi pusat kajian agama Hindu sehingga melalui kegiatan-kegiatan pengabdian maka implementasi ajaran-ajaran agama Hindu dapat dilakukan dan disebarkan bagi komunitas umat Hindu. METODE Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu kegiatan yang penting karena merupakan aplikasi keilmuan dan implementasi ilmu dalam tataran teori pada tataran praktik Gunada & Pramana, 2021. Berkaitan dengan kegiatan pelatihan tari ini Volume 4, Nomor 2., April 2021. p-ISSN 2614-5251 e-ISSN 2614-526X SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 282 maka proses kegiatan pengabdian dilakukan dengan tetap mengedepankan aplikasi protokol kesehatan karena kegiatan pengabdian dilakukan pada masa-masa pandemi virus covid-19. Dapat dijelaskan bahwa rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan pada Pasraman Amerta Sanjiwani yang merupakan bentuk lembaga pendidikan keagamaan Hindu. Adapun waktu pelaksanaan dimulai pada tanggal 18-24 September 2020, sasaran kegiatan pengabdian kepada masyarakat pelatihan seni tari adalah anak-anak peserta didik Pasraman yang berjumlah 40 siswa baik laki-laki dan perempuan. Gambar 1. Observasi Tim Pengabdian ke Lokasi Pasraman Secara garis besar proses kegiatan dapat dijelaskan sebagai berikut Tahap persiapan pelatihan seni tari pada siswa pesraman yaitu dimulai dengan mengadakan observasi ke lokasi kegiatan yaitu di Pasraman Amerta Sanjiwani, Dusun Rincung, Desa Banyu Urip, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat seperti terlihat pada Gambar 1., dilanjutkan dengan pengadaan atau persiapan alat-alat penunjang yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan tari seperti sound system dan tempat pelaksaan kegiatan, penyusunan jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya benturan dengan kegitan yang lainnya. Adapun tahap pelaksanakaan pelatihan tari pada siswa parsraman diantaranya memilih siswa siswi yang akan mengikuti pelatihan tari, membagi peserta menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok anak laki-laki dan perempuan. memitivasi dan memberikan arahan agar para siswa mengikuti dengan teratur dan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan serta bersungguh-sungguh dalam mempraktekkannya dan melaksanakan pelatihan tari secara bertahap mulai dari Gerakan dasar sampai selesai. Tingkat keberhasilan pelatihan ini bisa kita lihat dari kemampuan siswa dalam mempraktekkan seluruh gerakan dalam suatu tarian mulai dari gerakan dasar dan kekesuaian antara gerak tubuh, kepala, mata,tangan dan kaki sehingga siswa mampu membawakan sebuah tarian tanpa ada kasalahan. Secara garis besar proses kegiatan secara umum dapat dilihat pada diagram alir pada Gambar 2. Berikut Gambar 2. Diagram Alir Kegiatan pada Pelatihan Tari Bali HASIL DAN PEMBAHASAN Rancangan pembelajaran seni tari pada siswa Pasraman meliputi pemantapan kembali seni tari yang telah diperoleh siswa berupa pelatihan dasar olah tubuh serta Teknik menari yang benar. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan nantinya siswa Pasraman dapat terus mengambangkan kreativitas dan tetap melestarikan budaya leluhur. Pelatihan ini juga memberikan inovasi bagi para siswa agar nantinya mereka dapat menciptakan tari kreasi baru namun tidak menghilangkan unsur-unsur budaya tradisional yang menjadi dasar dalam mengembangkan tarian kreasi bernuansa modern. Secara teori bahwa perkembangan dan pengaruh ajaran agama Hindu dalam seni tari begitu kuat, sehingga konsep, nilai-nilai dan ajaran agama Hindu juga ditemukan dalam konsep pembentukan tari bali yaitu konsep tri angga sebagai pengembangan ajaran tri hita karana, dalam gerakan-gerakannya maka terdapat dua jenis gerakan yaitu gerakan maknawi yang didalam gerakan-gerakannya mengandung berbagai nilai filosofis dan gerakan murni yang memang terbentuk karena nilai keindahan keseniannya Dewi & Satria, 2020. Pada dasarnya pelatihan tari ini bertujuan untuk memantapkan kembali pengetahuan seni anak-anak Pasraman yang telah mereka peroleh dari para acarya guru Pasraman. Namun pelatihan ini sebagai salah satu upaya untuk memantapkan kembali pengetahuan tersebut, sehingga anak-anak Tahap Perancangan Kegiatan Pengabdian Tahap Analisis Desain Pelatihan Seni Tari Tahap Pelaksanaan Kegiatan pelatihan seni tari Tahap Evaluasi Pelatihan Volume 4, Nomor 2., April 2021. p-ISSN 2614-5251 e-ISSN 2614-526X SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 283 Pasraman lebih mudah dalam mempelajari dan memahami makna dari setiap gerakan yang terdapat dalam sebuah tarian. Dalam sebuah kesenian, seni tari juga dibentuk berdasarakan elemen atau unsur-unsur tertentu, terdapat banyak unsur yang terkandung dalam sebuah tarian , seperti musik gambelan, busana, tata rias, tata panggung yang tentu berbeda antara tarian satu dan lainnya Susanti, 2015. Diantara beberapa unsur tersebut terdapat satu unsur yang yang harus diperhatikan oleh seorang penari yaitu Gerakan dasar tari. Gerakan dasar ini melibatkan hampir semua bagian tubuh seperti kepala, mata, tangan sampai kaki. Dalam sebuah tarian terdapat dua gerakan dasar yaitu gerak stilatif dan distortif. Gerak stilatif merupakan proses mengolah suatu gerak tarian menjadi lebih halus dan indah. Sementara itu, gerak distorsif marupakan gerak tari yang diolah dengan mempertahankan keasliannya dan dirombak yang sering disebut stilasi perubahan gerak tanpa meninggalkan gerak aslinya. Seperti yang terlihat pada Gambar 3 dan 4. berikut Gambar 3. Bentuk Gerakan Dasar Seni Tari pada anak laki-laki Pelatihan yang tepat dan sesuai dalam sebuah pengajaran dan pelatihan seni tari tentu hal utama yang harus diperhatikan dan difokuskan oleh seorang pelatih tari. Hal ini dikarenakan dalam tari Bali begitu banyak gerakan-gerakan yang menjadi gerak dasarnya. Sehingga perlu adanya pemahaman dan pemilihan model pelatihan akan sangat menunjang dalam pembentukan keterampilan menari bagi anak-anak. Menurut teorinya bahwa terdapat sejumlah istilah nama gerak dasar tari bali diantaranya Ragam gerak itu antara lain Miles, Mungkah lawang, Agem, Seledet, Luk nerudut, Ngelangkar, Ngotog, Ulap–ulap, Ombak angkel, Ngejat pala, Ngelo, Nyeregseg, Ngumad, Ngumbang, Kidang rebut muring, Milpil, Lasan megat yeh, Ngepik, Tanjek panjang, Ngenjet, Ngubit, Gulungangsul, Ngengsog, Ngelus, Ngeliput, Ngepel, Nyegut, Mentang laras, Durga, Ngelung kiri, Gelatik nuut papah, Lembu anongo Erawati, 2018. Gambar 4. Bentuk Gerakan Dasar Seni Tari pada anak perempuan Dasar dari berlatih seni tari Bali adalah agem, Tandang dan tangkep Dewantara, Crisnapati, Kesiman, & Darmawiguna, 2013. Istilah agem mengacu kepada makna sikap dasar, tandang adalah gaya mengacu kepada gerak gerik dan tandang adalah ekspresi yang menggambarkan emosi dalam gerakan Dewi & Satria, 2020. Agem merupakan sikap pokok dalam tari bali. Dalam tari bali agem dibedakan menjadi dua, yaitu agem kanan dan agem kiri Dewi, Hartawan, & Sukajaya, 2019. Terdapat perbedaan agem pada tari laki-laki dan tari perempuan yaitu terlihat dari visualisasinya yaitu bentuk dan sikap kaki serta sikap tangan dan bentuk sikap baik dari posisi bahu dan dada Sama, 2013 Gambar 5. Pembimbingan secara langsung oleh pelatih. Dalam prosesnya pelatihan dilakukan dengan menggunakan pendekatan pembimbingan secara langsung oleh pelatih kepada seluruh peserta didik seperti yang terlihat pada Gambar 5. Hal ini sesuai dengan Volume 4, Nomor 2., April 2021. p-ISSN 2614-5251 e-ISSN 2614-526X SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 284 pendekatan internalisasi penguatan karakter bahwa dalam prosesnya harus tetap memperhatikan interaksi yang mendalam oleh pendidik kepada peserta didik sehingga tercipta pelibatan siswa yang aktif untuk mengembangkan penguatan karakter Zubaedi, 2013. Pada pelaksanaan pelatihan tari Bali bagi anak-anak maka dilakukan pula bentuk evaluasi secara langsung yaitu dengan mengamati sejauh mana peserta pelatihan mampu menyerap berbagai teori dan pengetahuan praktek. Dalam prosesnya juga dilakukan pelibatan peserta pelatihan secara aktif dengan melakukan model tutor sebaya dimana salah satu peserta pelatihan dijadikan sebagai seorang pelatih untuk melatih langsung teman-temannya terlihat seperti pada Gambar 6. Gambar 6. Model Tutor Sebaya dalam pelatihan tari SIMPULAN DAN SARAN Melihat antusiasme dari anak-anak prasraman amerta sanjiwani dalam mengikuti kegiatan pelatihan tari, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat dikatakan berjalan lancar dan terlaksana sesuai yang diharapkan. Hal ini tidak terlepas dari dukungan banyak pihak terutama dari guru Pasraman, dan masyarakat sekitar. Namun tentu harus jujur dikatakan bahwa dengan situasi pandemi covid-19 dan protokol kesehatan yang harus diberlakukan sedikit banyaknya telah mempengaruhi proses pelatihan sehinggga dapat dikatakan proses pelatihan kurang maksimal namun sebagian besar sudah sesuai dengan yang dirancang. Oleh karenanya untuk memaksimalkan proses yang sudah berjalan tentu kegiatan pelatihan harus dilakukan secara terus menerus kedepannya. Partisipasi aktif antara tim pengabdian dan seulurh komponen masyarakat sebagai sasaran pengabdian kepada masyarakat dan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa, sudah selayaknya anak diajarkan untuk melestarikan kebudayaan yang ada di daerahnya. Disinilah pentingnya sinergi antara orang tua dan masyakat untuk memfasilitasi keterampilan mereka sesuai dengan bakat dan minatnya sehingga kedepannya mereka akan mampu mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya. Sehingga harapannya keterampilan yang sudah dikuasai juga didalamnya timbul kesadaran untuk mengembangkan dan menguatkan karakter sebagai fokus utama dalam proses pendidikan. UCAPAN TERIMAKASIH Terima kasih diucapkan kepada lembaga STAHN Gde Pudja Mataram karena telah memberikan kesempatan kepada Tim untuk dapat melaksanakan kegiatan pengabdian. Terima kasih pula disampaikan kepada Pengurus dan seluruh komponen masyarakat di dusun Rincung, Kabupaten Lombok Barat dan Pasraman Amerta Sanjiwani karena telah turut serta dalam berperan dan membantu seluruh rangkaian kegiatan sehingga dapat berjalan sesuai dengan perencanaan. DAFTAR RUJUKAN Dewantara, I. M. A. Y., Crisnapati, P. N., Kesiman, M. W. A., & Darmawiguna, I. G. M. 2013. Augmented Reality Book Pengenalan Gerak Dasar Tari Bali. Karmapati, 28, 27–33. Dewi, I. A. G. P., & Satria, I. K. 2020. Konsep Tri Angga Dalam Belajar Teknik Tari Bali. Widyanatya Jurnal Pendidikan Agama Dan Seni, 21, 39–46. Dewi, L. I. P., Hartawan, I. G. N. Y., & Sukajaya, I. N. 2019. Etnomatematika Dalam Tari Bali Ditinjau Dari Klasifikasi Tari Bali. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Matematika Indonesia, 81, 39–48. Djayus, I. N. B. . 1980. Teori Tari Bali 1st ed.. Denpasar CV. Kayumas Agung. Erawati, N. M. P. 2018. Mengenal Ragam Gerak Dan Jalinan Estetika Tari Bali. Widyadari Jurnal Pendidikan, 192, 1–8. Retrieved from Gunada, I. W. A. 2020. Ajaran Agama Hindu Dalam Geguritan Candrabherawa Sebagai Penguatan Pendidikan Volume 4, Nomor 2., April 2021. p-ISSN 2614-5251 e-ISSN 2614-526X SELAPARANG. Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 285 Karakter. Kamaya Jurnal Ilmu Agama, 32, 102–119. Gunada, I. W. A., & Pramana, I. B. K. Y. 2021. Desain Pelatihan Menggambar Ornamen Bali Sebagai Implementasi Nilai Pendidikan Agama Hindu. Jurdimas Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 41, 77–84. Iryanti, V. E. 2000. Tari Bali Sebuah Telaah Historis. Harmonia - Journal of Arts Research and Education, 12, 75–90. Paramartha, W., & Yasa, I. W. S. 2017. Mengungkap Model Pendidikan Hindu Bali Tradisional Aguron-guron. Mudra, 321, 131–140. Sama, I. W. 2013. Estetika Tari Oleg Tamulilingan. Terob Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Seni, 46, 114–123. Suardana, G., Putra, i N. D., & Atmadja, N. B. 2018. “The Legend of Balinese Goddesses” Komodifikasi Seni Pertunjukan Hibrid dalam Pariwisata Bali. Jurnal Kajian Bali Journal of Bali Studies, 081, 35–52. Susanti, D. 2015. Analisis Tari Manjolang Sonjo Di Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar Propinsi Riau. Koba Jurnal Pendidikan Seni Drama, Tari Dan Musik, 022, 62–72. Retrieved from Zubaedi. 2013. Desain Pendidikan Karakter 1st ed.; Zubaedi, Ed.. Jakarta Kencana Prenada Media Group. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this E IryantiIryanti, V. E. 2000. Tari Bali Sebuah Telaah Historis. Harmonia -Journal of Arts Research and Education, 12, 75-90. 846I W SamaSama, I. W. 2013. Estetika Tari Oleg Tamulilingan. Terob Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Seni, 46, 114-123. Legend of Balinese GoddessesG SuardanaN D PutraN B AtmadjaSuardana, G., Putra, i N. D., & Atmadja, N. B. 2018. "The Legend of Balinese Goddesses" Komodifikasi Seni Pertunjukan Hibrid dalam Pariwisata Bali. Jurnal Kajian Bali Journal of Bali Studies, 081, Tari Manjolang Sonjo Di Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar Propinsi Riau. Koba Jurnal Pendidikan Seni DramaD SusantiSusanti, D. 2015. Analisis Tari Manjolang Sonjo Di Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar Propinsi Riau. Koba Jurnal Pendidikan Seni Drama, Tari Dan Musik, 022, 62-72. Retrieved from article/view/1213 - Seni tari merupakan salah satu produk budaya yang dihasilkan dari kehidupan masyarakat. Tarian tradisional yang terdapat di satu daerah berbeda dengan daerah lainnya. Hal ini karena ada perbedaan budaya pada masing-masing daerah. Menurut modul "Antropologi" terbitan Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, seni termasuk seni tari, selalu mewakili dan mengomunikasikan informasi. Dalam konteks seni tari, komunikasi disampaikan dalam bentuk gerakan tubuh dan irama. Seni dipengaruhi oleh berbagai aspek dan kekuatan yang ada di sekitar masyarakat. Inilah yang menyebabkan tiap daerah memiliki ciri khas kesenian, termasuk seni tari. Sebagai negara dengan keberagaman budaya yang banyak, Indonesia memiliki berbagai jenis tarian daerah, seperti berikutTari Tor-tor Tari Tor Tor. wikimediacommons/free/Angeline ClaudiaTari tor-tor merupakan kesenian tari milik masyarakat Batak, Sumatera Utara. Tarian tor-tor biasanya ditampilkan dalam upacara adat, pernikahan, maupun pertunjukkan hiburan. Dalam studi yang diterbitkan pada 2017, pertunjukkan tari tor-tor biasanya diiringi dengan alat musik gendang, suling, dan agung. Gerakan yang ditampilkan sangat sederhana, biasanya mengikuti gerak binatang. Gerakan tangan penari tidak boleh lebih tinggi dari bahu. Apabila dilakukan, penari akan dianggap arogan dan tidak menghormati penonton. Tari Saman Anggota TNI-AL yang tergabung dalam Satgas Rimpac 2018 menampilkan tari saman saat pesta budaya Indonesia di Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat, Minggu 8/7/2018. ANTARA FOTO/Budi Candra SetyaTari saman adalah tarian khas Provinsi Aceh. Tari saman dilakukan secara berkelompok yang terdiri oleh kurang lebih 10 orang. Menurut Puji Lestari dalam "Antropologi" tarian dibawakan dengan penari yang duduk berlutut dan bersaf. Delapan orang akan menari, sementara dua orang lainnya memberi aba-aba sambil bernyanyi. Tarian ini memiliki gerak yang dinamis dan gerakan tangan menepuk berbagai anggota tubuh. Tari saman biasa ditampilkan saat menyambut tamu maupun acara hiburan. Tari Piring Ilustrasi Tari Piring. foto/istockphotoTari piring adalah tarian tradisional masyarakat Minangkabau di wilayah Sumatera Barat. Melansir laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud tari piring telah dikenal sejak abad ke 12. Pada awal kemunculannya, tari piring digunakan untuk menyembah dewa dan menyampaikan rasa syukur atas panen yang berlimpah. Piring yang menjadi properti tarian digunakan untuk menyiratkan membawa sesaji ke hadapan dewa. Dalam menggambarkan rasa syukur atas panen, ada sekitar 20 gerakan dalam tari ini, meliputi gerakan menanam padi, memanen, hingga menumbuk padi. Tari Gending Sriwijaya Gerak tari Gending Sriwijaya. FOTO/ sriwijaya atau tari gending sriwijaya adalah tarian daerah Sumatera Selatan, tepatnya Kota Palembang. Tarian ini diperkirakan muncul di zaman pemerintahan Jepang, yang digunakan untuk menyambut tamu atau acara resmi. Tarian ini biasanya ditampilkan oleh wanita. Gerakan tarian menggambarkan kegembiraan gadis-gadis saat menerima kunjungan tamu penting. Tari Payung Penari mementaskan Tari Payung pada pementasan Misi Kesenian dari kabupaten Tasikmalaya di Teater Tertutup Taman Budaya Jabar, Bandung, Jawa Barat, Rabu 19/7. ANTARA FOTO/Agus BebengTari payung adalah tarian tradisional masyarakat Bukit Tinggi Sumatera Barat. Ciri khas tarian ini adalah penggunaan payung dalam gerakannya. Tari payung dibawakan dengan berpasangan dengan pria dan wanita. Tarian ini diiringi oleh alat musik talempong dan saluang. Talempong adalah alat musik perkusi khas minangkabau. Bentuknya seperti kenong dalam gamelan Jawa. Sementara saluang adalah alat musik tiup yang terbiat dari bambu. Tari Penggung CambaiTari penggung cambai adalah tarian daerah Lampung. Mengutip "Antropologi" tarian ini menggambarkan kehidupan masyarakat terutama pergaulan kaum muda yang menjunjung tinggi adat istiadat. Nama tarian ini berasal dari kata penggung yang artinya pegang, dan cambai yang artinya sirih. Daun sirih sendiri merupakan lambang kehormatan yang digunakan sebagai menyambut tamu dalam kebudayaan Melayu. Tari Gambyong Penari unjuk kepiawaian menari Gambyong pada ritual budaya Takir Plontang di Tulungagung, Jawa Timur, Kamis 20/10. Tari Gambyong merupakan salah satu bentuk tarian Jawa klasik yang berasal-mula dari wilayah Surakarta dan biasanya dibawakan untuk pertunjukan atau menyambut tamu. ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko/aww/ gambyong adalah tarian daerah Jawa Tengah, tepatnya Kota Surakarta. Nama tari ini berasal dari nama penari yang hidup di zaman Susuhunan Paku Buwana IV 1788 1820.Menurut Kemendikbud, sang penari memiliki kemampuan menyanyi dan menari yang dapat memikat para pemuda. Saat ini tari gambyong digunakan dalam acara hiburan dan kesenian. Gerakan tari gambyong menggambarkan karakter wanita yang cenderung halus, lincah, lembut, dan terampil. Tari Ya-FatahTari ya-fatah adalah tarian khas masyarakat Jambi, tepatnya wilayah di sepanjang aliran sungai Batanghari. Tarian ini pada awal kemunculannya digunakan sebagai penyebaran agama Islam. Tarian ini juga ditampilkan dalam upacara pernikahan. Tari Kecak Sejumlah penari tampil saat pembukaan kembali atraksi wisata Tari Kecak Uluwatu di kawasan Uluwatu, Badung, Bali, Sabtu 31/10/2020. Atraksi wisata tersebut kembali dipentaskan empat kali dalam seminggu dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat bagi wisatawan dan seniman setelah sebelumnya ditutup akibat pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/ kecak merupakan tarian khas Provinsi Bali. Tarian ini digunakan untuk pemujaan bagi dewa dan para leluhur. Tarian ini dilakukan secara berkelompok besar. Bebeda dengan tari lainnya di mana alat musik merupakan pengiring utama, tari kecak diiringi oleh suara penari. Laman Kemendikbud menyebutkan, pada tahun 1930-an tari kecak mulai disisipi cerita Ramayana. Saat ini tari kecak tidak hanya menjadi tarian pujian tetapi juga ditampilkan sebagai hiburan wisatawan di Pulau Bali. Tari Remo Tari Remo. wkimedia commons/free/ArifhidayatTari Remo adalah tarian khas masyarakat Jawa Timur. Tarian ini umumnya dilakukan oleh pria yang berkarakter sebagai penari putri. Sang penari menggambarkan karakter perempuan dengan busana selendang, sarung batik, stagen, namun disisipkan keris di Pinggang. Tarian ini digunakan sebagai menyambut tamu dan pertunjukan kesenian. Gerakan tari remo dinamis meliputi gerakan anggukan dan gelengan kepala. Selain itu, ekspresi wajah penari juga menjadi daya tarik tarian ini. Tari remo diiringi dengan gamelan, seperti bonang, saron, gambang, seruling, kenong, kempul, dan juga Profil TMII Taman Kebudayaan Indonesia yang Digagas Tien Soeharto Mengenal Budaya Jawa Barat Rumah Adat, Tarian, & Makanan Khas Mengenal Makna Tari Piring Tarian Budaya Asal Minangkabau - Pendidikan Kontributor Yonada NancyPenulis Yonada NancyEditor Dhita Koesno

salah satu bentuk transformasi tarian adalah